Sekedar Pengingat


Naik kereta api tut tut tut/ siapa hendak turun/ ke Bandung/ Surabaya/ naiklah semua dengan percuma/ ayo kawanku lekas naik/ keretaku tak berhenti lama//


Kenapa tiba-tiba saya menulis lagu anak-anak ini. Hehe. Jawabannya adalah karena seminggu kemarin saya pergi ke Bandung dan Jakarta naik si roda besi ini. Saya pergi kesana bersama teman-teman farmasi satu angkatan dalam acara Study Excursi. Rombongan dibagi dua, yakni rombongan kelas eksekutif dan kelas bisnis. Dan ya...berhubung saya orangnya hemat, tidak suka AC dan suka merakyat (alasan! Padahal sebenernya karena gag punya uang) saya memutuskan untuk ikut rombongan bisnis saja.

Dari stasiun Gubeng kereta api Mutiara Selatan melaju menuju Stasiun kota Bandung. Jadwal keberangkatannya jam setengah 5. Jadi dari jam setengah 4 kami sudah stand by disana. Sambil menunggu kamipun berpoto-poto narziz di stasiun.

Kereta memang tidak berhenti lama dan berangkat sesuai jadwal. Kereta tidak akan menunggu orang yang telat. Dan ini membuat salah satu teman ketinggalan kereta bisnis sehingga terpaksa dia harus menyusul kami dengan kereta eksekutif yang tentunya harus bayar mahal.

Sekitar jam 8 kami sampai di stasiun kota Bandung. Disana sudah menunggu 3 bus yang kami sewa. Saya bersama teman-teman kelas D berada di bus 3. Berbekal cuci muka dan gosok gigi saja, tanpa mandi, kami langsung menuju salah satu perusahaan farmasi di Bandung yaitu PT Lucas Jaya. Di sana kami disambut dengan ramah oleh bu Bekti (lulusan Farmasi Unair), Bu Lucy(direktur perusahaan), pak Fery (yang mirip Dimas Andrean), Bu Ida, serta Bu Ana. Semuanya ramah-ramah. Disana kami diajak berkeliling untuk melihat proses produksi obat-obatan. Mulai dari mixing, filling, pengemasan, QC, sampai percetakan kardus kemasanpun mereka tunjukkan.

Perusahaan Lucas jaya ini ternyata membutuhkan banyak tenaga farmasi. Sayang sekali kami belum lulus jadi tidak bisa melamar pekerjaan disana.

Setelah berkunjung ke lucas jaya, kami segera menuju ITB. Di sepanjang perjalanan saya melihat banyak makanan-makanan khas bandung seperti cimol, batagor dll( huu..jadi pengen cimol..udah lama gag maem cimol)

Sesampainya di ITB, kami langsung menuju Sekolah Farmasi ITB. Disana kami disambut oleh Himpunan Mahasiswa yang ramah-ramah. Setelah dikumpulkan dan diberi sedikit arahan tentang sekolah farmasi itb oleh bapak wadek kamipun diajak berkeliling oleh teman-teman HIMA farmasi ITB. Di ITB dari semester 3 sudah di bagi antara farmasi klinik dan teknologi farmasi. Di SFITB ini banyak sekali laboratorium-laboratorium, dan kesan yang kami dapat adalah. Laboratorium disini banyak tapi kecil-kecil, dan sepertinya dibedakan berdasarkan mata kuliah. Misalnya saja ada laboratorium parasitology, lalu ada farmakology, lalu ada farmakognosi sendiri, lalu bahan alam sendiri, tidak seperti di UNAIR yang laboratoriumnya bisa dihitung jari karena pembagiannya berdasarkan departemen-departemen. Oiya saya menemukan hal menarik disana yaitu dipajangnya foto-foto alumni dari jaman bahula sampai alumni yang baru saja lulus. Tapi diantara ribuan foto itu saya tidak menemukan satupun yang saya kenal. Hehe,..

Selesai berkeliling SFITB kamipun berpoto-poto narziz dia area ITB. Lalu kuliner beli cireng dan otak-otak ikan yang murah meriah tapi enak bangeet.

Dari ITB kami bertolak ke hotel BUMI ASIH di jalan Soekarno Hatta Bandung. Hotelnya cukup nyaman dengan 2 bed, kamar mandi air panas, juga TV kabel. Sebenarnya malam hari adalah acara bebas saya dan teman-teman sekamar berencana pergi ke salah satu pusat distro di Bandung. Waktu sudah menunjukkan jam 8 malam perjalanan hotel-ciampelas sekitar setengah jam, saya dan teman-teman luntang-luntung di depan hotel karena bingung mau naik kendaraan apa. Akhirnya kami naik taksi. Sayangnya pak taksi yang ramah tidak mencerminkan kebaikan hatinya. Kami ditipu mentah mentah karena kami buta daerah Bandung. Kami diputar-putar Bandung hingga saya sampai sesak napas melihat argo yang terus menanjak. Sesampai di Ciampelas ternyata toko-toko sudah tutup semua. Cuma tersisa 1 toko dan pedagang2 emperan yang masih buka. Karena sudah jauh-jauh dan bayar mahal ke Ciampelas kamipun menikmati saja memilih-milih kaos di pedagang emperan. Lanjut ke Ciwalk. Salah satu mall di Bandung. Ah! jauh-jauh ke Bandung cuma nge-mall rasanya koq sia-sia banget karena di Surabaya saya sudah bosan dengan 'wisata mall'.

Pulangnya untung saja kami bertemu dengan rombongan teman-teman yang nyarter angkot, kamipun mengikutkan diri dari rombongan(maaf ya..angkot jadi sesak karena kedatangan kami bertiga..heheh). Sampai di hotel sekitar jam 11 kami langsung beristirahat. Sayangnya kami menginap di hotel yang nyaman itu cuma sebentar. Karena pagi-pagi sekali (jam 5) kami harus check out. Dan langsung menuju jakarta.

Yang menarik dari jalanan jakarta adalah bajaj dan bus transjakarta.

Mengenai bus transjakarta ini memang banyak sekali pengguna jalan yang melanggar lalu lintas dengan masuk ke busway, pelanggaran ini mereka lakukan terutama saat ada bus trans lewat, maka dibelakangnya akan ada banyak pengendara mobil atau motor yang masuk busway. Keluar Tol Cikampek-Jakarta kamipun menuju salah satu perusahaan kosmetika terbesar di Indonesia yakni PT Martinda Berto yang lebih kita kenal dengan nama Martha Tilaar.

Di MT kami dijelaskan tentang sejarah berdirinya MT sampai prestasi-prestasi MT dari tingkat Nasional sampai Internasional. Selanjutnya, karena kami mengunjungi perusahaan kosmetika maka ada acara demo tata rias, dan yang menjadi korban kejahilan anak-anak farmasi adalah dosen kita yang paling cantik, bu Dini. Bu Dini ditunjuk anak-anak farmasi yang jahil sebagai model tata rias. Hehee. Tapi Bu Dini kan dasarnya cantik jadi mau digimanain juga bakalan cantik. Model kedua adalah wahyu yang beruntung dipilih teman-temannya yang jahil. Di MT ini masing-masing kita mendapatkan voucher senilai 30 ribu yang bisa ditukarkan dengan produk-produk MT. Setelah menukarkan voucher, kami lalu diajak berkeliling melihat proses produksi alat-alat kosmetika seperti bedak, lipstick, dll ada juga museum MT...ya mirip-mirip di House of Sampoerna gitu...

Dari MT kami bertolak Dunia Fantasi Ancol. Sayangnya kami harus menunggu lama, sekitar 2-3 jam karena ada masalah dengan tiket masuk. Begitu masalah selesai dan kami masuk dufan kami langsung menyerbu tempat-tempat bermain. Pertama kami memilih Halilintar. Permainan ini semacam roller coaster....tapi ini roller coaster paling ekstrem yang pernah saya naiki karena selain kecepatan tingginya juga karena ada jalur dimana kita dibalik 360 derajat. Saya sampai bisa melihat kaki saya berada di atas.

Selanjutnya kami memilih bermain Arum Jeram. Antriannya panjang sekali, kami menunggu giliran samapi hampir setengah jam. Permainan ini tidak seberapa menakutkan. ombaknya tidak begitu besar. Satu-satunya yang kami takutkan adalah takut basah. Hehe.

Setelah arum jeram kami mengincar permainan air selanjutnya yakni niagaragara. Antriannya cukup panjang. Permainan ini seperti roller coaster, bedanya menggunakan semacam perahu dan ada air-airnya. Sebenarnya permainan ini tidak begitu menyeramkan. Tapi pengamanannya minim sekali(cuma berpegangan di kapal) membuat kami deg-deg ser.

Selanjutnya kami menuju istana boneka untuk mengeringkan baju kami yang basah akibat main niagaragara. Di istana boneka kami naik semacam perahu yang berjalan lambat lalu berkeliling menyaksikan boneka-boneka yang berpakaian adat dari berbagai negara. Cukup membuat bosan dan mati gaya sebenarnya. Tapi karena saya bersama teman-teman yang seru dan gila permainan ini jadi menarik. kami bernyanyi-nyanyi dan menari gag jelas. Apalagi beberapa anak yang anarkis pindah-pindah perahu atau mendayung-dayung hingga menabrak perahu di depannya.

Permainan selanjutnya adalah alap-alap. semacam roller coaster dengan jalur yang tidak begitu menyeramkan. Hampir sama dengan roller coaster di jatim park malang. Hanya saja bedanya kami berputar selama sekitar 5 kali dengan kecepatan yang bertambah setiap putarannya. Sukses membuat saya dan teman-teman berteriak-teriak.

Selanjutnya kami melihat ada permainan menyeramkan bernama tornado. Di rombongan hanya saya yang antusias naik wahana ini, yang lain ada yang tidak berani, ada yang sudah pernah dan tidak mau mengulangi lagi. Untungnya saya bertemu teman yang mau main permainan paling seram ini. Saya sempat ragu sebelum akhirnya memutuskan untuk memasukkan baju dan bersiap mengikuti permainan. Tapi tiba-tiba semua lampu mati dan semua wahana dimatikan. Rupa-rupanya ini waktunya pesta kembang api. Kamipun menatap langit dan melihat kembang api aneka warna yang meluncur ke langit. Hampir 10 menit pertunjukan kembang api ini mengindahkan langit. Begitu kembang api habis, teman-teman mengajak naik histeria.

Wahana yang tidak kalah menantang. Diantara 8 orang rombongan saya hanya 3 orang yang berani naik wahana ini. Dan tentu saja saya termasuk kelompok yang berani itu.

Ternyata asyik banget naik permainan ini. Apalagi pas pertama dijatuhkan. Wuih...sampai gag bisa teriak. Seperti melayang. Seperti bunuh diri masuk jurang. Tapi asyik bikin ketagihan. Saya sendiri mencoba permainan ini 2kali, anak kecil SD disamping saya malah mengaku mencoba 6 kali dan sempat-sempatnya menyuruh saya melepaskan tangan saat diatas sono.

Pokonya Histeria ini jadi permainan favorit saya. Cocok untuk olahraga jantung. Ehhe...

Dari dufan kami menuju hotel Atlantik untuk beristirahat. Hotel ini tidak sebagus hotel Bumi Asih. Fasilitasnya kurang lengkap. Entah! Saya merasa kurang nyaman di Hotel ini.

Pagi, jam 6 kamipun check out dan melanjutkan kunjungan ke rumah sakit Dhamais. RS Dhamais adalah Rumah sakit khusus penderita kanker. Letaknya persis di sebelah RS Harapan kita yang khusus bagi pendirita Jantung.

Dari depan RS Dhamais ini seperti hotel saja. Ruang daftar pasiennya mewah. Tapi sejak dulu saya tidak suka rumah sakit. Saya tidak suka harus melihat penderitaan dan kesakitan disana.

Ternyata FFUA sudah sering melakukan kunjungan ke RS ini. Kami disambut dengan ramah. Diperkenalkan dengan profil Rumah sakit dan peran farmasis di RS ini. Setelah itu kami diajak berkeliling menyaksikan counter apotek, pembuatan obat, pencampuran obat dll.

RS Dhamais ini ternyata memproduksi beberapa obat unggulan diantaranya adalah obat PEG yang diperuntukkan untuk membersihkan perut sebelum kemoterapi, lalu ada obat untuk menghilangkan bau pada luka. Dll.

Yang menarik adalah pencampuran obat-obat injeksi yang dilakukan di ruang steril. Berhubung obat kanker bersifat karsinogen maka petugas memakai baju khusus yang melindungi seluruh tubuhnya. Selain itu pencampuran dilakukan di lemari khusus(lupa namanya) yang bertekanan negatif sehingga udara dari dalam tidak bisa keluar.

Selesai melihat-lihat segala hal tentang farmasi dan obat-obatan kami dibawa ke Ruang inap khusus anak.

Disana saya melihat anak-anak kecil yang semua rambutnya sudah gundul karena sering melakukan kemoterapi. Anak kecil-kecil yang tetap ceria karena mereka belum mengerti kalau sedang sakit dan umurnya mungkin tidak lama.

Di lorong menuju perpus ada majalah dinding yang isinya surat dan puisi-puisi para orang tua yang mengungkapkan perasaannya saat mengetahui anaknya mengidap kanker. Ada juga surat dan puisi dari orang tua yang anaknya sudah meninggal karena kanker.

Membaca surat-surat itu dan menyaksikan sendiri bagaimana wajah penderita kanker membuat sebagian besar diantara kami meneteskan airmata. Entah! saya sendiri merasa kasihan, anak sekecil itu sudah harus menjalani kesakitan-kesakitan dan pengobatan-pengobatan yang menyiksa.

Dari RS Dhamais kami menuju Monas. Kami langsung memilih-milih oleh-oleh disana. Sayangnya saya tidak sempat berfoto di depan monas karena waktu yang terbatas. Hu! Emane...

Dari monas kami menuju stasiun senen. Kereta gumarang yang kami naiki tiba distasiun Senen jam 6 sore.

Di kereta terjadi masalah kecil dengan penumpang ilegal yang ngotot duduk di tempat yang udah jelas-jelas kami booking.

Tapi untungnya bisa diselesaikan dengan damai.

sepanjang perjalanan karena tidak merasa mengantuk. saya dan beberapa teman memutuskan bermain kartu sampai sekitar jam 12 malam sebelum akhirnya tertidur kelelahan. Pagi sekali saya bangun dan Tuhan seperti mendengar doa saya. Di stasiun Cerme kereta gumarang ini terjadi kres sehingga berhenti. hehe padahal harusnya kereta ini tidak berhenti karena Cerme adalah stasiun kecil. It's my big lucky God answer my pray...hohoho

Sampai jumpa Bandung Jakarta....Saya akan kembali.,,,entah kapan....

Gambar comot disini

170711

posted under , |

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Facebook Dunia Uchi

Mencari Jalan

Tanpa kompas bagaimana menentukan arah? Barat, timur, utara, selatan makin sering tertukar.
Dimana-mana aku mati membaca pertanda. Selalu.

Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, east Java, Indonesia
Seorang mahasiswa yang suka menulis apapun...

Total Tayangan Halaman

Followers

    Menulislah! Selama kamu tidak menulis, kamu akan hilang dalam arus pusara sejarah

    Menulislah! Selama kamu tidak menulis, kamu akan hilang dalam arus pusara sejarah

Recent Comments